Tipe pertama adalah kaca spion luar atau door mirror atau side-view mirror. Sesuai namanya ia terletak di ujung atas pintu atau di pilar A. Spion jenis ini berguna untuk melihat bagian belakang dan samping mobil.
Sudut kaca spion luar bisa diatur secara manual atau elektrik. Kalau manual, pengemudi perlu mengatur secara langsung dengan cara menggerakan sudut kaca. Sementara tipe elektrik memanfaatkan motor listrik untuk mengatur sudut kaca. Pengemudi tinggal menekan tombol untuk menentukan arah gerak kaca.
Tipe kedua lazim dipanggil spion dalam atau rear-vision mirror. Spion ini terletak di dalam mobil, tepatnya menempel di kaca depan bagian atas. Ada juga yang menempel di plafon. Spion dalam ini dirancang agar pengemudi bisa melihat keadaan di belakang mobil melalui kaca belakang.
Spion dalam umumnya disetel secara manual. Pengemudi sendiri yang mengatur arah dan sudut kaca spion. Beberapa model mobil dilengkapi spion dalam yang bisa mereduksi pancaran sinar dari lampu mobil di belakang. Day/night mirror ini bisa diatur dengan menaikkan tuas atau secara otomatik memanfaatkan sensor cahaya.
SPION TAMBAHAN
Selain spion standar, beberapa pabrikan membekali produknya dengan spion tambahan. Paling umum adalah spion tambahan berukuran kecil yang dipasang di atas fender bagian depan seperti ditemui di Suzuki Escudo, Toyota Land Cruiser dan Alphard. Makanya spion ini lazim disebut fender mirror.
Spion dengan lensa cembung ini sangat berguna saat parkir atau melewati jalan yang sangat sempit. Pengemudi bisa melihat jarak roda depan sisi penumpang dengan trotoar atau pinggir jalan yang dilaluinya. Sehingga bisa meminimalisir peluang roda menyerempet trotoar atau terperosok ke dalam got.
Spion tambahan lain bisa ditemukan menempel di pojok atap sisi penumpang (roof mirror). Sama seperti fender mirror, roof mirror biasa dipasang di SUV dan MPV berbadan bongsor. Contohnya adalah roof mirror di Nissan Serena generasi pertama yang hadir di Indonesia atau di Mazda E2000.
Manfaat roof mirror adalah untuk membantu pengemudi memantau jarak antara bumper belakan dengan halangan di belakang mobil seperti tembok, tanggul parkir atau kendaraan lain. Posisi roda belakang dengan trotoar atau tepi jalan juga bisa dipantau lebih baik.
Namun, seiring dengan makin majunya teknologi kendaraan, peranti ini mulai menghilang dari peredaran. Posisinya digantikan dengan sensor dan kamera parkir. Contoh gampang adalah digusurnya roof mirror di Nissan Serena Highway Star dengan kamera parkir di bawah roof spoiler yang terintegrasi dengan monitor di tengah dasbor.
Mengatur Spion Dalam
Untuk spion dalam, prinsipnya sangat sederhana. Anda harus bisa melihat kondisi belakang mobil via kaca belakang. Namun, beberapa pengemudi merasa spion dalam standar bawaan pabrik ruang pandangnya sangat terbatas.
Mereka pengin bisa memantau lebih luas. Ini sebabnya kerap dipakai spion dalam model panoramic yang lebih lebar dan cembung.
Prinsip mengatur spion luar
Aturan dasarnya Anda mesti mendapatkan ruang pandang belakang seluas-luasnya. Artinya sudut kaca spion mesti dibuka lebar. patokan titik maksimal bukaan spion adalah Anda masih bisa melihat bagian ujung belakang mobil (ujung bagasi atau pinggul mobil). Ini berlaku untuk spion kanan dan kiri untuk rute dalam kota.
Lain ceritanya untuk kondisi rute luar kota. Sudut kaca spion perlu diubah agar lebih menjangkau bidang yang lebih luas lagi. hal ini penting untuk meminimalkan blind spot. Apalagi saat berpindah jalur dan cenderung berkecepatan cukup tinggi ketimbang rute dalam kota.
Objects in mirror are closer than they appear
Frase ini kerap ditemui di kaca spion mobil. Terjemahan bebasnya “objek di kaca jarak aslinya lebih dekat dibanding kelihatannya”.
Safety warning ini karena spion luar menggunakan kaca cembung (convex) untuk mendapatkan ruang pandang yang luas. Kaca jenis ini membuat objek terlihat lebih kecil dan jauh ketimbang kondisi sebenarnya. Jadi peringatan tersebut untuk mengingatkan pengemudi untuk berhati-hati saat pindah jalur atau membelok.
0 comments:
Post a Comment